Sunday, October 6, 2013

Adat Istiadat Suku Betawi


  1. Teori

    Dalam suatu negara biasanya terdapat beberapa adat istiadat yang berbeda-beda sesuai dengan aturan suku-suku yang menganutnya. Seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam ragam suku dan budaya seperti suku Batak, Minang, Betawi, Bugis, Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Namun di Ibukota mayoritas penduduknya berasal dari suku Jawa, Sunda, Betawi. Dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang adat istiadat suku Betawi.

    Menurut M. Daud Ali, adat istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana orang bertingkah-laku dalam masyarakat. Rumusannya sangat abstrak karena itu memerlukan usaha untuk memahami dan merincinya lebih lanjut. Adat dalam pengertian ini berfungsi sebagai dasar pembanguan hukum adat positif yang lain. Adat istiadat dapat lebih nyata dirasakan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat sehari-hari.

    Jika secara umum pengertian adat istiadat dapat dikatakan sebagai suatu aneka kelaziman dalam suatu negeri yang mengikuti kondisi dan situasi masyarakat. Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.

    Sedangkan suku betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di Jakarta. Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, Melayu dan Tionghoa.

    Namun pihak lain berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa pada masa lalu ternyata tidak sepenuhnya benar karena eksistensi suku Betawi menurut sejarawan Sagiman MD telah ada serta mendiami Jakarta dan sekitarnya sejak zaman batu baru atau pada zaman Neoliticum, penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa sebagaimana orang Sunda, Jawa, dan Madura. Pendapat Sagiman MD tersebut senada dengan Uka Tjandarasasmita yang mengeluarkan monografinya "Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan Pajajaran (1977)" mengungkapkan bahwa Penduduk Asli Jakarta telah ada pada sekitar tahun 3500 - 3000 sebelum masehi.

    Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Mengenai asal mula kata Betawi, menurut para ahli dan sejarahwan ada beberapa acuannya :
    • Pitawi (Bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang terbuka. Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata "Betawi" digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
    • Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau. Tanaman guling Betawi banyak tumbuh di Nusa Kelapa dan beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan. Sementara di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, guling Betawi disebut Kayu Bekawi. Ada perbedaan pengucapan kata "Betawi" dan "Bekawi" pada penggunaan kosakata "k" dan "t" antara Kapuas Hulu dan Betawi Melayu, dan ini biasa terjadi dalam bahasa Melayu, seperti kata tanya apakah atau apatah yang memiliki persamaan makna atau arti.
  2. Kasus

    Saya akan membahas sedikit tentang ada istiadat suku Betawi yang ada dalam keluarga saya yang masih sering kami lakukan atau jalankan.
  3. Analisis

    Kebudayaan suku Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta. Kebudayaan suku Betawi terbentuk akibat akulturasi (pencampuran) berbagai kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Karena sikap keterbukaan orang Betawi dan penghargaan tinggi terhadap perbedaan juga turut mempercepat akulturasi tersebut.

    Dalam keluarga saya, bahasa sehari-hari yang kami gunakan adalah bahasa Indonesia resmi yang bercampur dengan bahasa Betawi asli dengan dialek Betawi. Kemudian dalam bidang kesenian yang masih sering kami gunakan ketika ada acara pernikahan atau pun sunatan, biasanya kami memanggil pemusik Gambang Kromong atau Rebana, Keroncong Tugu dan Tanjidor.

    Orang Betawi sebagian besar, termasuk keluarga saya, kami menganut agama Islam, tetapi ada juga yang menganut agama Kristen, Protestan dan Katholik meskipun hanya sedikit sekali.

    Kemudian kami memiliki beragam macam makanan dan minuman khas Betawi yang dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui di mana pun. Makanan khas Betawi seperti Sayur Asem, Gabus Pucung, Soto Betawi, Asinan, Kerak Telor, Kue Cucur, Kue Rangi, Roti Buaya, dll. Sedangkan untuk minumannya seperti Bir Pletok, Es Selendang Mayang, dan Es Kembang Goyang.

  4. Referensi
    o http://indragunawan0605.wordpress.com/2013/06/24/adat-istiadat-budaya-betawi/
    o http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi
    o http://antoniusgunadarma.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment